“PIANOLICIOUS MOMENT”
KONSER EDUKATIF YANG SUNGGUH MENGEDUKASI!
Liputan Majalah STACCATO, edisi November 2012
KONSER EDUKATIF YANG SUNGGUH MENGEDUKASI!
Liputan Majalah STACCATO, edisi November 2012
Pada 7 Oktober 2012 bertempat di Istituto Italiano Di Cultura - Menteng, Jakarta berlangsung konser “Pianolicious Moment”. Sebuah konser yang menghadirkan siswa-siswi dari Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu berlangsung meriah. Konser berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama menampilkan siswa-siswi yang berusia anak-anak sampai remaja, pada level beginner, intermediate, dan advanced. Sedangkan sesi kedua menampilkan siswa-siswi Jelia yang telah berprofesi sebagai guru musik dan music instructor, disamping tampil pula kolega dari Jelia.
Berbeda dengan konser yang sering
digelar, konser Pianolicious Moment adalah sebuah konser yang mengusung nilai
edukatif tinggi dan berlangsung sarat nuansa edukasi.
“Life is like a piano, what
you get out of it depends on how you play it.
One man gets nothing but
discord out of a piano; another gets harmony.
Study to play it correctly and
it will give you forth of beauty”
Dalam sambutan pembukaannya, Jelia mengatakan
bahwa Pianolicious Moment bukan semata konser atau recital, melainkan sebuah
proyek pendidikan musik dengan wahana piano. Yang mana Piano adalah piranti masterpiece dalam ranah musik. Konsep
edukatif yang diketengahkan adalah bahwa musik piano tidaklah selalu harus
bersifat klasik yang aristokrat melainkan juga bisa sangat passionate dan membumi dalam akar budaya lokal. Sekaligus
mengedepankan Piano Ensemble (one piano
four hands, one piano six hands, two piano four hands & two piano eight
hands) - sebuah bentuk permainan bersama yang sarat dengan tuntunan laku
dan moral sosial.
Ditilik dari pelaksanaanya konser
Pianolicious Moment adalah upaya Jelia memberi asupan pada para muridnya.
Bentuk asupan yang bukan saja teknis dan musikalitas melainkan juga semburat
makna bagi kehidupan sehari-hari. Jadi tak berlebihan jika disebut bahwa konser
yang Jelia adakan adalah ruang aktualisasi diri bagi para siswanya. Siapa pun
mereka dengan segala kelebihan dan kekurangannya, diberi kesempatan untuk
membagikan pengalaman estetisnya. Dalam hal yang paling sublim dan subtil yakni
musik piano.
Bagi para siswa yang sudah berprofesi
sebagai guru, konser ini juga merupakan ruang untuk berbagi pengalaman estetis.
Tentu saja juga adalah ruang bagi kapabilitas teknik permainan, pengayaan
pengetahuan musikal, dan tentu saja ajang ini adalah ruang bagi para guru untuk
senantiasa mengasah kemampuannya agar bisa tetap perform sebagaimana layaknya seorang pemusik sejati. Hal yang
sangat krusial dalam hubungannya dengan menjadi panutan bagi para siswanya.
Sesi pertama berlangsung pada pukul 4.30
sore. Audiens yang hadir dapat dikatakan cukup memadati ruangan. Mengawali sesi
pertama adalah karya Ruth Ellinger “Balloon Pop Polka”. Untuk dua piano
delapan tangan dengan 12 balon. Dibawakan oleh siswa-siswi dari Shining Star kota Tegal. Yang dalam
konser kali ini diberi kesempatan oleh Jelia untuk mengaktualisasikan diri.
Kemudian tampil Arda Yavuzdogan, 5 tahun
yang membawakan “Dr. Fist and the Black
Keys”. Perlu di apresiasi secara khusus adalah penampilan Lara Yavuzdogan
dan Madeline Audrey Wiguna dengan dinamika dan deksteritas prima saat memainkan
“The Wild Rite & Boogie Woogie” dan
“Night of Tarantella”. Juga Dirayati
Fatima Turner yang sudah sampai pada taraf eksplorasi tone character. Dioputra Oepangat sempat membuat hadirin memberikan
applause panjang saat membawakan “Toccata in E-flat minor, op. 24” karya Aram Khatchaturjan.
Dalam sesi pertama tampil pula duet ibu
dan anak, Natasha Aurelia Chen dan Ibu Angela Darmawan. Lalu trio Madeline,
Natasha dan Miss Jelia dalam memainkan Martha
Mier “Agent 003”. Juga penampilan
simple tapi memikat dari Michael Mamo dan Inigo Widjojo. Diperdengarkan pula Beethoven “Für Elise” yang dalam konser Pianolicious Moment saat itu dalam
format yang unik, yaitu two pianos four hands oleh Eka Yuni Laheza dan Miss
Jelia.
Sesi pertama diakhiri dengan nomor atraktif “OUT…STANDING” karya Kevin
Olson, dengan tiga pemain dimana seorang pemain membawakan partnya secara “out” alias berjalan-jalan sembari
membunyikan note bell.
Exploration of music in all
different kind of genre and piano ensemble form
Sesi kedua diawali dengan duet piano
romantis “French Waltz” karya Eugénie Rocherolle oleh Michael Gunadi
dan Jelia. Dilanjutkan “Oblivion”
dari Astor Piazzolla dengan Michael
Gunadi pada classical guitar dan Jelia pada piano.
Kemudian Jazz piano ensemble
oleh Jelia, Mery Kasiman dan Yoseph Sitompul dalam memainkan karya-karya Mike Cornick “Blues Piano Duets, Latin Piano Duets, Jazz Suite, dan 3 Pieces for Six
Hands at One Piano”. Berbagai genre
Jazz dibawakan dengan touch dan nuance yang sangat luar biasa dan
membuat audiens tak mampu menahan diri untuk bertepuk tangan meriah.
Dilanjutkan dengan penampilan The Golden Fingers Piano Ensemble. Mereka
adalah para guru piano yang di-build
oleh Jelia dalam sebuah kelompok ensemble piano yang sangat solid. Golden
Fingers terdiri dari Jelia, Angelica Liviana, Clarissa Rachel dan Patrisia
Trisnawati, membawakan karya William
Gillock “Champagne Toccata” dan Kevin Olson “Scott Joplin Rag Rhapsody”. Juga nomor kontemporer “KEMBEN” karya Michael Gunadi Widjaja dalam genre keroncong dan Dang Dut. Lalu medley lagu
daerah “Soleram – Warung Podjok – Yamko
Rambe Yamko” yang diaransir Michael Gunadi Widjaja dalam genre Pop dan Jazz.
Juga tampil kolega Jelia yang terdiri
dari para guru Suzuki Piano School. Mereka adalah Erny Gunawan, Carissa
Kristianto dan Wely Imelda. Bersama Jelia mereka membawakan “JELIA’S TWINKLE” dari Michael Gunadi Widjaja yang materi musikalnya
adalah Twinkle Twinkle Little Star; yang merupakan main method dari Suzuki Piano School.
Konser Pianolicious Moment dengan
directed by Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu menyemburatkan makna “Music from Passion” yang tidak lagi
terbatas dan dibatasi oleh hal-hal normatif yang kaku. Musik piano dapat
menjadi sangat unik, lentur dan tetap membumi pada akar budaya lokal sekaligus
membuka peluang edukasi dan moral dalam kehidupan sesungguhnya.