PIANO FACTORY TOUR TO
KAWAI INDONESIA
“GOLDEN FINGERS TO THE BEST
PIANO IN THE WORLD”
Oleh: Michael Gunadi Widjaja
The Golden Fingers Piano Ensembles adalah sebuah proyek edukasi musik,
tentang manifestasi “Music from Passion” dalam format ensembel. Semburat
inspiratifnya tidak saja berupa penampilan konser mereka, melainkan bermacam
artikel dan testimoni dalam blog director-nya,
yakni Jelia Megawati Heru. Dua blog
tersebut, yakni: jeliaedu.blogspot.com dan piano-ensembles.blogspot.com
menyajikan pernik-pernik hal yang passionate
diseputar sajian musik The Golden Fingers. Maka tak berlebihan kiranya jika The
Golden Fingers, yang beranggotakan dara-dara jelita diberi julukan Sang Jemari
Emas. Dalam bulan Maret yang lalu sang jemari emas mengadakan factory tour ke pabrik piano PT KAWAI INDONESIA.
Piano Kawai itu
sendiri termasuk produk piano terbaik di dunia. Bersama Fazioli, Boesendorfer, dan
Steinway & Sons. Nama besar KAWAI
dan ketenarannya merupakan fusi dari kerja keras, visi yang tajam, ketrampilan,
keuletan, dan yang terpenting penjiwaan slogan bahwa KAWAI akan menjadi “The
Future of The Piano.”
Atas undangan
pihak manajemen PT Kawai Indonesia, The Golden Fingers Piano Ensembles directed by Jelia Megawati Heru
mengadakan kunjungan. Bukan saja meninjau dan mengapresiasi pembuatan piano di
Indonesia, melainkan berusaha menggali makna dan permenungan yang lebih seksama
di seputar The Art Of Piano.
KAWAI PIANO DIGITAL
“Sounds like playing on a real acoustic piano with
responsive sensitive keys”
Kunjungan diawali
di Kawai Plant 3, yakni unit produksi untuk Electronic Musical Instrument - dalam hal ini adalah digital piano. Rombongan Golden Fingers
dihantar Bapak Suyono (Manager Quality
Control Kawai Plant 1) dan Bapak Oki Hermawan Anggawinata (Manager Marketing). Di Kawai Plant 3
rombongan diterima oleh Bapak Gunawan dari jajaran manajemen Kawai Plant 3.
Kegiatan tour di Kawai plant 3 diawali dengan
melihat display aneka tipe piano
digital. Yang mencengangkan adalah diantara display
piano digital, terdapat electone merk
Lowrey. Electone yang sempat
membanjiri pasar domestik di tahun 70-an. Ternyata Lowrey masih tetap
diproduksi dan bahkan telah full
computerized. Sayangnya Lowrey rakitan Kawai Plant 3 tersebut masih
diperuntukkan pasar Eropa dan Amerika. Dalam display yang sekaligus show room tersebut, Miss Jelia sempat
melakukan uji coba seri CN. Mengalirlah “The
Girl From Ipanema” yang langsung disambut improvisasi oleh Michael Gunadi. Mulai
nampak bahwa produk piano digital Kawai mampu mengakomodir touch yang dibutuhkan dalam memperdengarkan musik yang Jazz.
Dari display rombongan melanjutkan kunjungan
ke pabrik perakitan digital piano Kawai. Tidak banyak karyawan, hampir semuanya
dikerjakan dengan sistem ban berjalan yang terkondisi. Juga ada tahap-tahap
test yang harus dilalui sebuah produk piano digital, termasuk test ketahanan (quality control) terhadap guncangan yang
dilakukan secara mekanis dan ketat. Dalam pabrik, Miss Jelia dengan ktitis dan
cermat sempat menanyakan berbagai hal di seputar proses produksi dan mata
rantai produksi.
Salah satu produk
rakitan yang menjadi andalan Kawai Digital piano adalah CN Series yang menggabungkan material kayu dan bahan komposit.
Salah satu prototype-nya tersaji
dalam pabrik setelah melalui aneka macam tes. Miss Jelia diminta untuk
melakukan sedikit tes sembari menjajal kemampuan CN Series generasi mutakhir
ini. Yang
paling penting yang Anda butuhkan dari sebuah
piano digital ketika Anda belajar
adalah sentuhan realistis, produksi suara
piano yang baik seperti bermain pada piano akustik sesungguhnya, dan minimal
4 tingkat sensitivitas responsive hammer touch yang berbeda (pp, mp, mf dan f).
Nyata benar piano digital Kawai mampu
mengakomodir rentang dinamika yang luas dan juga eksplorasi tone color yang kaya. Miss Jelia juga
sempat melakukan test repeated fast hammering technique dan
ternyata piano digital kawai memiliki hammer
action yang luar biasa. Hampir tak ada piano digital lain yang mampu
mengakomodir fast repeated hammering
technique dengan alamiah sebagaimana piano akustik sejati – well, KAWAI bisa!
Setelah makan
siang tour dilanjutkan ke Kawai Piano Factory Plant 1, yakni unit perakitan
untuk piano akustik dan grand piano. Sesampainya di Kawai Plant 1 rombongan
disambut Mr. Hiroshi Ushio - selaku
Presiden Direktur PT Kawai Indonesia dan Mr. Ichiro Matsuda - selaku Direktur pelaksana. Sebelum melakukan kunjungan ke
pabrik dilakukan presentasi oleh Bapak Rudi seputar Kawai Indonesia dan
sekelumit product knowledge. Menjadi
menarik manakala menelisik sejenak hal-hal penting dalam presentasi tersebut,
agar setidaknya dapat dijadikan hal inspiratif tentang filosofi dan etos kerja
sebuah pabrikan piano terbaik di dunia dalam kiprahnya di tanah air.
SEJARAH KAWAI
KOICHI KAWAI
KAWAI Corp.
didirikan oleh KOICHI KAWAI. Saat ia memasuki usia remaja,
muda Koichi mulai bekerja di industri piano. Dia adalah anggota kunci tim
penelitian dan pengembangan yang pertama kali diperkenalkan piano ke Jepang.
Seorang penemu berbakat, Koichi Kawai adalah yang pertama untuk merancang dan
membangun sebuah aksi piano di Jepang. Ia memegang banyak paten untuk
penemuannya dan desain. Perbedaan visi menjadikan seorang Koichi Kawai
mendirikan sebuah perusahaan piano sendiri. Pada tahun 1927, Koichi Kawai mendirikan
Laboratorium Penelitian Instrumen Musik Kawai, mempekerjakan tujuh orang
kerabat lainnya. Sebagai perusahaan muda, satu-satunya yang mendukung mereka
adalah semangat mereka untuk musik dan keinginan untuk memproduksi piano
unggul. Prinsip-prinsip dasar Koichi yang dipusatkan pada kualitas,
apresiasi musik dan pencarian keunggulan.
SHIGERU KAWAI
Impian Koichi
Kawai diwujudkan oleh SHIGERU KAWAI
- the successor anak Koichi Kawai
dalam memperluas
fasilitas produksi dan mendirikan sejumlah organisasi untuk mempromosikan nilai
musik. Pada 9 Agustus 1927 di Hanamatsu, Jepang didirikanlah
pabrik Kawai yang pertama.
THE LEGACY of the THREE
HIROTAKA KAWAI, presiden yang ditunjuk pada tahun 1989, tetap
berkomitmen untuk menjalankan tradisi yang didirikan oleh ayah dan kakeknya.
Dalam menegaskan filsafat mereka, ia menyatakan, "At KAWAI, the quest for perfection is not just an
ideal… but a duty".
Di bawah
bimbingan Hirotaka, perusahaan memulai pada sebuah program yang
menginvestasikan puluhan juta dolar untuk mengintegrasikan robotika maju ke
dalam proses manufaktur. Dia juga memimpin pendirian fasilitas manufaktur Kawai
di lokasi di seluruh dunia. Dengan demikian, tradisi kepemimpinan keluarga di
Kawai hidup dari generasi ke generasi.
Kawai Indonesia
berdiri tahun 2001 memiliki 3 unit produksi. Kawai Plant 1 Tangerang dan Kawai
plant 2 dan 3 di Cikampek. Akan segera direalisasi Kawai Plant 4. Jika Kawai
Plant 4 terealisasi, maka akan didapat produk piano yang semuanya mulai dari
bahan baku murni buatan Indonesia. Kegiatan utama unit produksi Kawai adalah
perakitan piano dengan jumlah produksi 1000 set per bulan untuk piano akustik
dan 6000 set per bulan untuk piano digital. Khusus untuk piano akustik, 40%
kegiatan produksinya dikerjakan secara manual. Sebagai komitmen Kawai akan hand crafted
art and precision untuk menghasilkan piano terbaik di dunia.
MASTER PIANO ARTISAN (MPA)
Semua produk Kawai
dibawah pengawasan yang sangat ketat dari Master Piano Artisan (MPA). Tingkatan tertinggi dari MPA ini
baru dapat diperoleh setelah 20 tahun mengalami pendidikan dan test termasuk di
Eropa.
“ABS-CARBON”: NEW COMPOSIT FOR PIANO ACTION MILLENIUM
Masterpiece dari piano akustik Kawai adalah Shigeru Kawai Grand
Piano. Menggunakan bahan komposit millennium serat karbon yang disebut sebagai ABS-Carbon ™ (*ABS:
Acrylonitrile
Butadiene Styrene).
ABS
adalah salah satu yang paling dikenal dari semua komposit modern. Hal ini dapat
dilihat di hampir semua aspek kehidupan - dalam produk yang beragam seperti telepon, komputer,
peralatan rumah, mobil, sepeda kinerja, mobil balap Formula 1, instrumen gesek, dan pesawat komersial.
ABS-Carbon merupakan bahan
yang sangat
kokoh dan kaku, yang
dipergunakan untuk membuat bagian-bagian Piano Action yang berkenaan dengan:
- Kekuatan - 50 kali lebih kuat dari bahan kayu, sehingga memiliki daya
tahan yang kuat dari perubahan suhu/cuaca
- Konsistensi dimensi - secara signifikan lebih konsisten dalam ukuran dan
bentuk dari bahan kayu, sehingga memungkinkan produksi nada
yang lebih jernih dan presisi
- Ketahanan terhadap pembengkakan - 30 kali lebih tahan daripada bahan
kayu, sehingga posisi sekrup pada piano action tetap ketat dan hammer tidak mengalami perubahan,
memungkinkan untuk melakukan sentuhan (touch), serta produksi
kualitas tone yang konsisten
- Daya tahan dalam rentan waktu yang panjang (LONGEVITY)
PIANO ACTION MILLENNIUM III
Desain ringan membuat Piano
Action Millennium III sangat cepat dan mudah bagi pemainnya dalam melakukan pengulangan (repeated hammer action) dan respon
bunyi yang
luar biasa. Infus serat karbon ke ABS meningkatkan kekuatan material hingga 90%. Dengan ABS-Karbon, Piano Action dibuat lebih cepat dan ringan - sekitar 16% lebih cepat dari bahan konvensional pada umumnya, dan tidak terpengaruh oleh
kelembaban udara, sehingga hammer
mechanism tidak macet seperti jika memakai bahan dari kayu dan pemain mempunyai kemampuan kontrol jari yang tak tertandingi untuk bermain pianissimo. KAWAI juga dilengkapi dengan AGRAFFES
utility pada bridge agar
posisi dawai tidak mudah bergeser.
AGRAFFES Utility
(kiri - kanan)
Mr. Oki Hermawan - Michael Gunadi Widjaja - Mr. Hiroshi Ushio
- Miss Jelia Megawati Heru - Mr. Ichiro Matsuda - Mr. Suyono
Selesai presentasi
dilanjutkan melihat langsung proses produksi piano akustik Kawai dan di dalam
ruang pabrik terdapat dua grand piano sample
untuk pasar Eropa dan Amerika. The Golden Fingers diminta untuk melakukan uji
coba pada sample piano tersebut. Terjadilah
real time recital yang memukau. Saat
Miss Jelia dan para guru piano memainkan bermacam genre musik piano, manajemen dan beberapa karyawan terkesima dan
merasakan “Music from Passion” dari real
time recital tersebut. Di tengah-tengah recital,
Miss Jelia membuat sebuah Music
Educational Demo yang mencengangkan dan menghebohkan hadirin. Dua top
manajemen Kawai sama sekali tak dapat memainkan piano dan dengan kecanggihannya
sebagai music educator, Miss Jelia
memberi kursus kilat. Hanya kurang dari 3 menit, mengalirlah lagu “Twinkle-Twinkle Little Star” dari Mr.
Hiroshi Ushio dan “Dr. Fist Black Keys
Adventure” dari Mr. Ichiro Matsuda.
Saat mengakhiri factory tour, Miss Jelia sempat
mengucapkan satu kalimat yang membuat jajaran manajemen Kawai terperangah dan
bangga:
"Baru kali ini saya merasakan lagi piano sejati sepulang saya dari
Jerman."