Selasa, 18 Oktober 2011

Patrisia's Practice Journal - What Music Means in My Life?

WHAT MUSIC MEANS in MY LIFE? 
by: Patrisia Trisnawati
edited by: Jelia Megawati Heru


Selasa, 18 Oktober 2011
Ketika saya melahirkan putra saya, Patrick (2,5 tahun), salah satu hal yang saya bisa ingat adalah ketika dokter kandungan masuk, menyalakan tape radio dan mulai menyanyikan lagu yang dipasang, yaitu Widuri. (Aduh, ini dokter jadoel abis...). "Ayo Buuu kita nyanyiiii...", canda beliau. Spontan aku protes setengah berteriak..."Dok, ini sakit banget Dok kontraksinya !! Ayo cepetan, Dok....."

Kini, itulah hal yang saya kenang dengan manis. Kalau tidak ada Widuri, mungkin sang dokter akan bekerja dengan tergesa-gesa. Siapa menyangka, efek lagu Widuri membuat beliau bekerja dengan tenang namun sigap. Musik bisa dimainkan dimana saja. Ruang operasi, mungkin bertujuan utk menenangkan. Ruang tunggu, musik dengan alunan lembut juga diputar supaya tamu sabar menunggu. Di mall, supaya suasana lebih ramai. Di cafe, lagu bernuansa jazz ringan nan cozy melengkapi wangi kopi yang disajikan. Nikmat. Di mobil, kita bisa pasang radio, sambil menyetir kita menghibur diri ditengah-tengah kemacetan Jakarta Raya yang ruwet ini. Di fitness centre, sebagai pemacu semangat untuk melakukan workout. Itulah musik, as a part of our life. Tanpa sadar hidup kita dikelilingi oleh musik, like it or not. Mengapa pesta pernikahan sering memakai musik sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan pesta tersebut? Mengapa perayaan-perayaan identik dengan musik? Bahkan rumah ibadah sering menggunakan musik sebagai sarana doa. Musik, perwakilan hati yang gembira, gundah gulana, atau yang baru putus cinta. 

 - PHOTOS SESSION -
 
 Our Teacher Team & Our Mascot "Sweet Patrick"
 Tidak terasa Patrick sudah menjadi bagian dari team...

Fenomena Livi, Patrick & the Glowing Balls
"They find their happy place when touching that balls"

with Miss Jelia


Precious Moment 
Lovely smile, girls! Keep smiling!

Girls, Show your Golden Fingers!
"Ta-da!"


Semua hal mengenai musik ini muncul pada sesi latihan hari ini, Selasa 18 Oktober 2011 ketika miss Jelia mengadakan sesi wawancara. Yes, there's music in my blood. I love music, even musik dengan nada-nada dissonant seperti lagu Carmen yang kami latih hari ini. Miss Jelia menekankan pentingnya bermain not-not dissonant secara "open". Seketika itu juga permainanku hari ini berubah dari suara tuts "nyempling" yang menyakitkan telinga menjadi suara yang somehow, I don't know how to mention it, tapi terdengar mengagumkan walaupun nadanya sangat tinggi. Kini aku mengerti kenapa dari dulu aku tidak boleh bermain dengan suara yang keras, rupanya ada tujuan kenapa membuat/mendengar suara permainan kita itu penting sekali. Begitu juga kita harus belajar mendengar pemain lain, apakah rhythm kita sudah sama dengan mereka? Bagaimana dengan dynamic? Setiap bagian lagu berbeda tentunya yang harus dipelajari. Apa yang kurang, dihadapi dan diatasi. 

- INTERVIEW SESSION -

INTRODUCTION


WHAT WE LEARNED ABOUT PIANO ENSEMBLES?


 WHAT MUSIC MEANS for US?



Begitu juga dengan kehidupan. Ketika kita bisa melihat kelemahan kita dan menanggapinya dengan positif, dampaknya luar biasa hebat dalam hidup kita. Belajar untuk mendengar, berempati, bekerjasama. Intinya, hidup sosial itu penting. Dalam piano ensembles yang menuntut kerjasama yang baik, harusnya tiada lagi keegoisan ingin "tampil" sebagai soloist, tetapi lebih sebagai ketergantungan antar pemainnya satu sama lain dan bagaimana satu sama lain saling mendukung. That's what I've learned in this event. Tak luput tentunya bagaimana semua peserta berusaha sebaik-baiknya menyempatkan diri untuk datang dan berlatih bersama disela-sela kesibukan mereka mengajar. Miss Jelia yang dengan ketulusan hatinya mengasah kita semua menjadi berlian yang bersinar, walaupun terkadang menemui hambatan, tapi beliau tak pernah menyerah, dengan kesabaran, doa dan passion beliau membimbing kami semua. 

Close your eyes, Miss... make a wish, and celebrate your special day with us - "your masterpiece" :)

1 komentar: