THE SWEETEST MEMORIES
PIANO ENSEMBLES "GOLDEN FINGERS"
by: Patrisia Trisnawati
KENANGAN YANG TERINDAH
"Namun takkan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidupku
Yang telah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah"
Meninggalkan jejak hidupku
Yang telah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah"
Konser Golden Fingers - Sabtu, 19 November 2011 @ Istituto Italiano
Saat ini sudah hari Minggu 20 November 2011, dan saat ini semua sudah kembali melakukan aktivitas masing-masing sebagai guru, performer, pelayanan di gereja atau pekerja musik lainnya. Namun, apa yang sudah menjadi kenangan tak akan terlupakan dalam sejarah kehidupan.
Aku masih ingat bagaimana Miss Jelia menekankan bahwa “this is the moment”, dan kita harus “enjoy the moment”. Aku sungguh beruntung karena bisa menikmati malam konserku dan kini malam itu menjadi salah satu kenangan terindah dalam hidupku.
Hari ini Amanda memulai BB Group dengan kata-kata “miss you all already”. Itu persis dengan apa yang kurasakan. Walaupun kami hari ini tidak bertemu, tetapi persatuan sosial yang kami alami selama proses latihan sampai konser tadi malam akan berlanjut dalam kehidupan kami selanjutnya dan tidak berhenti sampai disini. Dalam keseharian kami tidak banyak bertemu satu sama lain, tetapi akan selalu ada hubungan spesial antara kami masing-masing. Miss Jelia berhasil menciptakan hal ini dan kami patut berterima kasih pada beliau. Kami bukan hanya memiliki partner duet, tetapi kami juga memiliki sahabat baru dalam hidup kami.
SIANG ITU...
Kami berkumpul sekitar jam 11 pagi. Kami berlatih, berlatih, dan berlatih. Padahal semalam sebelumnya kami sudah melakukan gladiresik. Tetapi saat itu yang tampak pada kami adalah rasa takut… rasa takut bahwa ini segera berakhir… bahwa kami sudah merasa nyaman satu sama lain dan tidak ingin ini semua berakhir sampai disini.
Siapapun diluar group ini tidak akan bisa merasakan hal ini, karena ini terjadi secara ajaib. Proses berlatih yang cukup intense, sekitar 3 bulan, dan semua proses kehidupan yang mengikutinya, telah membuktikan bahwa kami bukan hanya seorang pemain piano, tetapi kami adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidup kami.
Ketika duduk bersama Amanda untuk berlatih "Carmen", kami bersama berbagi piano. Berbagi dalam arti yang sebenarnya, bahwa kami tidak mau menguasai piano ini untuk diri sendiri. Kami harus yakin partner duet kami nyaman dengan posisi duduknya. Kami harus bisa memberikan dukungan pada partner duet kami, sehingga partner duet kami bisa bermain dengan baik, dan bukan hanya diri sendiri yang menonjol. Ya, kami telah mencapai tahap ini. Disini tentu saja Miss Jelia berhasil menanamkan inti dari bermain piano ensembles.
MALAM ITU...
Kami selesai berdandan. Semua menjelma menjadi bidadari cantik. Entah siapa semua itu namanya… semua mengeluarkan aura paling cantik yang pernah kulihat. Dukungan demi dukungan terlontar dari mulut kami satu sama lain. Tiada pencelaan, tiada kebencian. Yang ada hanya kasih. Saat ada pemain yang nervous, pemain lain langsung mendukung dalam bentuk pelukan, atau comforting words. Masih sangat banyak bentuk perhatian dan kasih sayang diantara kami, sehingga kami lebih bisa nyaman dengan suasana kekeluargaan ini.
Livi membawa beberapa pilihan untuk busana konsernya. Beberapa pemain lain memberi masukan mana yang paling baik. Kenapa ia bisa percaya pada masukan mereka? Karena, sekali lagi, kami telah menjadi dekat satu sama lain. Bukan lagi seorang pianis arogan yang bangga dengan pilihannya sendiri. Bukan lagi seorang pianis yang bangga dengan permainannya sendiri. Bukan lagi seorang pianis yang menjelek-jelekkan teman-temannya. Tetapi melebur menjadi satu tim dengan kerjasama yang baik. Menjadi kesatuan dalam "The Golden Fingers".
Kami tak sungkan memberi dukungan satu sama lain,
“Kamu bisa, tadi bagus kok…jangan panik, enjoy aja..”
Lagu "In The Groove" yang kumainkan bersama Talitha dan Clarissa, menjadi pembuka kenangan manis kami bersama group Golden Fingers. Aku berhasil memainkan melodi dengan baik, karena dukungan dari pencetus ketukan di awal lagu yaitu Clarissa dan Talitha sebagai bass.
Lagu "Jambalaya", yang memang mengisahkan kenangan manis, membuatku yang duduk sebagai page turner, merasa terharu bahwa malam itu akan segera berakhir. Bahwa ini semua akan segera menjadi kenangan belaka dan kami akan kembali tenggelam pada aktivitas masing-masing. Tetapi terbukti, kami tidak putus hubungan.
Setiap lagu selesai dimainkan, kami yang stand by dibelakang panggung akan mendukung yang baru saja bermain, entah itu dengan pujian, pelukan, loncat bersama karena kegirangan, apapun caranya.. Hal ini tak terbantahkan lagi, “piano ensembles” dalam kehidupan telah berhasil kami capai.
Dalam lagu "Brazileira", aku dan Clarissa saling mendukung dengan manis. Dibelakang panggung kami berpelukan erat sebelum manggung, dan usai dari itu kami meloncat bersama. Clarissa will never forget this moment.
Di akhir permainan "Carmen", Amanda mengatakan bahwa aku telah berhasil menonjol pada bagian solo. Aku mengatakan tentu saja itu berkat Amanda yang bisa menjadi supporter yang baik. Aku bersyukur bisa berpartner dengan Amanda dalam lagu tersebut. Tak lepas tentunya peran Clarissa dan Livi dalam bernafas dan “memberikan” nafas.
"Thanks God" - Talitha
"Praise the Lord! Thank you, Jesus, for what we have done last night!" - Patrisia
Semua dapat menyelesaikan bagiannya masing-masing dengan baik…dan diakhir malam yang indah itu.….apakah yang Miss Jelia katakan kepadaku (yang tentunya kami nanti-nantikan)?
"KALIAN MAINNYA KEREEEEN!!!!"
(Hohoho…. gurunya udah bilang keren, itu artinya kemenangan!)
"Each moment of your life is a picture
which you had never seen before and which you will never see again.
Time is like a river, each moment passes once and never again"
- Jelia -
Miss Jelia, thank you for giving us a rare opportunity like this. Thank you for making us your masterpiece. All the sweet memories are kept inside each of us. I hope you enjoyed this moment, as a celebration of your birthday. Happy birthday one more time.
Love, from us all...
Patrisia narsis, hungry Amanda, Talitha terengtengteng, Clarissa bingung, Christine eksis, Kenia kepala goyang-goyang, dan Livia bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar